“Hawa tercipta di dunia untuk menemani sang
Adam…” Itu kata lagu yang lagi jadi best seller dalam
dunia remaja. Dari sepenggal lirik itu, pernahkah kita
sungguh-sungguh mempertanyakan tujuan hidup kita? Kalau
tujuan hidup kita seperti yang dikatakan lirik lagu itu
lantas bagaimana jika tidak terpenuhi atau tidak sesuai?
Sudah banyak kita dengar ceritanya: pemuda atau pemudi
yang bunuh
diri karena merasa gagal dalam mencapai tujuan hidupnya.
Menurut Kejadian, memang Adam dan Hawa diciptakan
untuk saling melengkapi. Mereka ditempatkan di taman
Firdaus, Dimana mereka hidup bahagia bersama Allah, di
tempat inilah tempat kelahiran manusia. Keadaan berubah
ketika sang iblis mulai bekerja dan manusia memilih untuk
bermitra dengannya. Akibatnya, manusia tak lagi nyaman
berada di tanah kelahirannya dan terpaksa harus mengalami
penderitaan di bumi. Namun dalam hati kecilnya pasti selalu ada kerinduan akan tanah kelahirannya, akan
Bapanya yang selalu menanti kedatangannya di sana. Inilah
tujuan manusia sebenarnya, kembali ke kampung halaman,
mudik.
Tak banyak yang mengerti kerinduan dari hati yang
terdalam dan terpendam ini, atau mungkin menyadari namun
tak tahu harus bagaimana. Dalam hidup di dunia yang penuh
trik, manusia juga perlu trik untuk menghadapinya.
Diperlukan banyak keberanian untuk hidup karena manusia
harus menaklukkan rasa takut akan perubahan, resiko dan
kegagalan. Ia juga perlu memiliki integritas,
keseimbangan, petualangan, pelayanan dan semangat. Untuk
itu, sangat diperlukan iman. Sebuah buku
mengatakan,”Tanpa iman, saya akan tercekam oleh tugas
untuk sungguh-sungguh hidup; iman bahwa hidup saya
mempunyai tujuan, iman bahwa Allah akan menyambut saya di
rumah ketika tujuan itu sudah dipenuhi dan saya sudah
menghadapi hidup saya.”
Lalu
bagaimana dengan kita? ***
|
|